Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Partai Golkar pada 15 Mei 2016 bukan hanya untuk rekonsiliasi internal partai semata. Pengamat Politik dari Lembaga Survei Kedai Kopi, Hendri Satrio menilai Munaslub Partai Golkar pun untuk kepentingan politik bangsa. "Jelas sekali bahwa Munaslub ini bukan hanya untuk internal partai, tapi juga untuk bangsa. Posisi partai Golkar sangat besar," jelasnya di kawasan Cikini, Jakarta, Minggu (8/5/2016).
Hendri mengatakan setidaknya perombakan kabinet bisa dimulai ketika Golkar telah menyelenggarakan Munaslub. Selain itu, dukungan Golkar kepada pemerintah juga dinilai dapat mempengaruhi kebijakan yang dikeluarkan. Begitu juga dengan konstelasi politik di parlemen. "Bukan sedikit pengaruh lagi, ini banyak pengaruhnya bagi pemerintah. Sampai 2019 bahkan," katanya. Karena itu, Hendri mengatakan bahwa Munaslub Golkar harus memiliki sifat demokratis, rekonsiliatif, berkeadilan, dan bersih. Dengan seperti itu, partai Golkar bisa memberikan masukan yang baik kepada pemerintah.
Munaslub akan diikuti tak kurang dari 3.600an peserta dari seluruh Indonesia. Delapan calon ketua umum yang sudah mendaftar dan dinyatakan lolos untuk berkompetisi adalah: Aziz Syamsuddin, Indra Bambang Utoyo, Priyo Budi Santoso, Setya Novanto, Mahyudin, Syahrul Yasin Limpo, Airlangga Hartarto dan Ade Komarudin. Kedelapan caketum akan memperebutkan 557 suara dari 34 Dewan Perwakilan Daerah (DPD) tingkat 1, DPD tingkat 2, dan 10 organisasi massa Partai Golkar. Ormas yang memiliki hak suara adalah tiga ormas pendiri Golkar sejak awal Orde Baru, yaitu: Kesatuan Organisasi Serbaguna Gotong-Royong (Kosgoro), Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong (MKGR), Sentral Oganisasi Karyawan Swadiri Indonesia (SOKSI)