Seleksi Bersama Masuk perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) tak lagi mengikutsertakan sekolah dalam pendaftaran. Berbeda dengan pendaftaran SNMPTN. Namuan, sejumlah sekolah tetap memantau pendaftaran SBMPTN. Kepala SMAN 5 Surabaya, Sri Widiati menjelaskan pemantauan pendaftaran SBMPT karena sekolahnya menekankan pada siswa yang diterima SNMPTN untuk tidak mengambil jalur lain. Sedang Kepala SMA Dr Soetomo I Nengah Sudiana mengaku sekolah hanya membantu bimbingan pemilihan jurusan sama halnya untuk SNMPTN. Namun, ia menekankan agar siswa yang belum mauk kuota SNMPTN segera mendaftar SBMPTN jika memang merniat melanjutkan pendidikan.
Calon mahasiswa yang akan mengikuti Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) 2016, tak perlu bingung dengan dua sistem tes yang ditawarkan. Ya, mulai tahun ini seleksi memakai sistem tes berbasis kertas (PBT) dan berbasis komputerisasi (CBT). Peserta SBMPTN bebas memilih metode tes yang akan diikuti. Namun, tetap saja mereka tak bisa memilih keduanya sekaligus, pilih saja salah satu sekalipun hari pelaksanaan tes berbeda. Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, Mohamad Nasir, saat peluncuran SNMPTN dan SBMPTN 2016 menyatakan, sejumlah telaah dan review atas seleksi serupa pada 2015, yang sebagian tempat menjadi lokasi uji coba pelaksanaan CBT.
Bila memilih sistem CBT, semua soal dan pengisian jawaban dilakukan di komputer. Bagi siswa-siswi yang sudah terbiasa dengan Ujian Nasional (UN) berbasis komputerisasi seharusnya mudah beradaptasi dengan sistem ini. SBMPTN 2016 memang kali pertama CBT digelar secara nasional, sebagai opsi dari pelaksanaan seleksi. Itu pun, tak semua lokasi ujian menyediakan pilihan CBT. Penggunaan sistem CBT diharapkan bisa menghemat biaya seleksi, terutama dari pencetakan lembar soal dan jawaban ujian beserta distribusinya. Namun, karena belum semua daerah memiliki infrastruktur memadai, PBT tetap ada dan bahkan masih mendominasi SBMPTN 2016. Tidak usah bingung, pastikan saja mendapatkan informasi yang benar.