Momen peringatan Hari Pahlawan 10 November digunakan pemerintah untuk mewujudkan penghargaan bagi pejuang kemerdekaan. Presiden Joko Widodo menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada empat pejuang kemerdekaan pada Jumat, 7 November 2014. Nama Sukarni Kartodiwirjo merupakan satu dari empat tokoh yang menerima penghargaan itu.
Sukarni merupakan lulusan HIS, MULO, Kweekschool, dan Volks Universiteit. Karier politiknya melonjak cepat. Pada 1931, dia menjadi anggota Indonesia Muda. Dua tahun kemudian ia ditahan PID (polisi rahasia pemerintah kolonial) Blitar karena aktivitas politiknya. Pada 1935, Sukarni terpilih sebagai Ketua Indonesia Muda.
Sukarni lahir di Blitar, Jawa Timur, pada 14 Juli 1916. Sukarni termasuk pelaku sejarah detik-detik Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 1945. Ia dijuluki Si Penculik Bung Karno. Bersama Wikana, Chaerul Saleh, dan tokoh muda Indonesia lain, Sukarni "menculik" Bung Karno dan Bung Hatta ke Rengasdengklok untuk meyakinkan keduanya agar segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
Pada zaman pemerintahan darurat Amir Sjarifuddin, Sukarni sempat dipenjara sampai 1948. Setelah keluar dari penjara, ia mendirikan Partai Musyawarah Rakyat Banyak (Murba). Sukarni sempat menjadi anggota Konstituante. Jabatan Duta Besar untuk Peking dan Mongolia pun digenggamnya pada 1960-1964.
Sampai akhir hayatnya, Sukarni masih mengabdi kepada negara. Pada 1969, ayah lima anak ini meninggal ketika masih menjabat anggota Dewan Pertimbangan Agung. - Tempo