Beragam kejadian mistis mewarnai penemuan jenazah korban pesawat AirAsia QZ8501 yang jatuh di Selat Karimata, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, pada Minggu 28 Desember 2014. Satu jenazah ditemukan utuh, tidak membusuk tapi berbau harum, meski lebih dari seminggu terombang-ambing di dasar laut. Publik menyebutnya jenazah ajaib. Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), H Amidhan, mengatakan, utuhnya jenazah itu tidak dapat lepas dari faktor spiritual yang bersangkutan selama masih hidup. Dengan mengamalkan ajaran agama sesuai syariat, akan menguatkan jiwanya hingga mendapat pemeliharaan dari Tuhan.
Dia juga menyebutkan, orang yang meninggal akibat musibah dalam perjalanan dunia masuk dalam kategori syahid. Selain itu, menurutnya, terdapat penjelasan ilmiah yang dapat mengungkap jenazah tersebut masih utuh meski terendam laut. Kendati demikian, lanjut Amidhan, bukan berarti jenazah lain yang ditemukan membusuk atau tidak utuh lagi tidak mendapatkan pemeliharaan dari Tuhan. Pasalnya, kata Amidhan, jenazah yang tidak utuh bisa diakibatkan terbawa derasnya ombak hingga menghantam karang. Dia mengimbau, semua jenazah yang ditemukan segera dimakamkan. Pihak keluarga juga diminta proaktif menyerahkan data-data yang dibutuhkan tim Disaster Victim Identification (DVI) Indonesia, agar proses identifikasi segera selesai.
Sekadar diketahui, penemuan jenazah ke-40 disebut jenazah ajaib. Sebab, jenazah berjenis kelamin laki-laki itu tidak hanya jasadnya, tapi juga pakaian yang dikenakan masih utuh. Selain itu, mayatnya tidak membusuk, berbeda dengan penemuan korban sebelumnya yang sudah mengeluarkan bau tak sedap dan sebagian badannya sudah tidak ada yang menghilang. Jenazah siapa gerangan yang masih utuh dan tidak bau itu? Hingga saat ini belum terungkap, dan masih menimbulkan teka-teki. Di sejumlah media keluarga dan para sahabat menduga, jenazah itu bernama Saiful Rahmat (38), salah satu teknisi salah satu teknisi pesawat AirAsia QZ8501.
Namun sampai saat ini belum jelas di mana jasad Syaiful, apakah masih di dasar laut atau tim SAR sudah menemukan. Penemuan jenazah utuh ini karuan saja menjadi spekulasi dan perbincangan publik. "Kondisinya memang masih baik," kata kepada Koordinator Tim DVI Polri di RSSI, Kombes Hariyanto. Lia kakak Saiful Rahmat menjelaskan sebelum terbang dengan AirAsia QZ8501 adiknya membuat status di BlackBerry Messenger (BBM). Satusnya, “Wahai anak adam, bertobatlah sebelum terlambat. Kerjakan amal dengan ikhlas dan sesuai dengan sunnah.”
Seperti dikutip sejumlah media, beberapa rekan Syaiful mengaku mendapati keanehan. Beberapa waktu lalu, salah seorang rekan korban yakni Rudi mengatakan sehari sebelum QZ8501 hilang kontak, dirinya mencium aroma tubuh Saiful sangat harum dan harumnya bukan harum parfum. Sebelumnya Tim Inafis Polrestabes Surabaya, Aiptu Puji, yang diperbantukan pada DVI Polri untuk identifikasi jenazah korban pesawat AirAsia, Jumat (9/1/2015), mengemukakan, penemuan jenazah yang masih utuh dan berbau harum hanya isu belaka. Puji menjelaskan, tim inafis yang melakukan pemeriksaan sidik jari terhadap jenazah tidak mencium bau harum, tetapi bau seperti jenazah lain.
Sementara itu, Kabid Dokkes Polda Jatim, Kombes Pol Budiyono, menyatakan jenazah masih dalam kondisi utuh bisa saja terjadi. Alasan pertama mungkin yang bersangkutan bisa bertahan hidup selama ini dan baru meninggal. Sebanyak 21 jenazah korban kecelakaan pesawat AirAsia QZ 8501 memasuki proses identifikasi oleh Tim Identifikasi Korban atau Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jatim, termasuk tujuh jenazah yang baru tiba pada Jumat (9/1/2015) petang.
Kabid Humas Polda Jatim Kombespol Awi Setiyono di Surabaya, Sabtu merinci, dari 21 jenazah yang masuk proses identifikasi, 14 jenazah di antaranya masuk dalam tahap rekonsiliasi, sisanya tujuh jenazah masuk dalam pemeriksaan post mortem. Sementara itu, hingga Jumat (9/1/2015) pukul 14.40 Wib, berdasarkan keterangan Basarnas, telah ditemukan sebanyak 48 jenazah. Rata-rata, kondisi jenazah yang ditemukan sangat memprihatinkan karena telah membusuk dan di antaranya ada yang sudah tidak utuh lagi. (Harian Terbit)