
"Ini pemilihan udah tak adil, kenapa anak-anak pejabat mayoritas mengisi hasil pengumuman? Itu lihat anak Asisten II itu, udah fisiknya tak mencukupi, tiba - tiba tingginya naik 7 cm darimana itu kalo gak kong kalikong," protes Dorek mewakili purna paskibaraka angkatan 89 dan 2000. "Anak-anak kami fisik dan tingginya sangat ideal malah tidak lulus, tapi anak pejabat eselon yang notabene kecil dan tak memadai malah dinyatakan lulus terbaik, apa karena kami bukan pejabat sehingga anak kami dibuat pilih kasih ? pemilihan macam apa ini," sambungnya geram.
Sementara itu, Kapolres Langkat AKBP Dwi Asmoro didampingi para perwiranya berhasil meredam kericuhan tersebut. Sembari mengaku siap menjadi mediator antara orang tua peserta dengan panitia, sekaligus agar masalah adanya kolusi dan nepotisme itu diselesaikan dengan jalur damai. "Saya paham kegilisahan saudara-saudara, tapi sebagai Kapolres saya siap menjadi mediator untuk menyelesaikan masalah ini," Ujarnya.
Saat terjadi kericuhan Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Kadispora) TM. Auzai memilih kabur sehingga membuat para orang tua calon anggota paskibraka makin meradang. Seperti diketahui, seleksi Paskibra Langkat dimulai tanggal 15 hingga 18 Maret adalah seleksi tahap pertama di 4 wilayah Langkat, dari 2300 orang diambil 328 diantaranya. Kemudian, seleksi berikutnya, tangggal 22 Maret, dari 320 menjadi 220 orang, dan Rabu 23 maret 2016 kemarin adalah seleksi terakhir. Dari 220 orang tersebut akan diseleksi untuk diambil menjadi 56 orang anggota Paskibraka tingkat Kabupaten dan 2 orang (plus 2 orang cadangan) diambil untuk seleksi tingkat Nasional di Provinsi Sumatera utara. - SindoNews