Perolehan suara PDIP berdasarkan hitung cepat sejumlah lembaga survei menunjukan pencapresan Jokowi tidak memberi pengaruh yang cukup signifikan. Sebelum resmi mencapreskan Jokowi, perolehan suara PDIP sudah diperkirakan akan berada pada level 18-20 persen. Tetapi angka itu ternyata tidak banyak berubah pasca Jokowi benar-benar dicapreskan. Tidak terjadi lonjakan suara pada PDIP.
Dengan hanya memperoleh suara dibawah 20 persen tentu tidak bisa bagi PDI-P untuk maju sendirian mengusung Jokowi dalam Pilpres nanti. Kalau tetap ingin memajukan Gubernur DKI Jakarta itu, maka mau tidak mau PDIP harus realistis berkoalisi dengan parpol lain agar bisa memenuhi syarat Presidential Treshold.
Menurut Direktur Sigma Indonesia, syarat mengusulkan capres itu kan harus punya bekal 25 persen suara Pileg atau mampu menyabet 20 persen kursi DPR. Kalau demikian petanya, maka PDIP kemungkinan akan berkoalisi hanya dengan dua sampai tiga parpol saja, yaitu PKB atau PAN, NasDem, dan PKPI. Itupun kalau PKPI tidak merapat ke Golkar.
Sementara PBB sepertinya akan memilih ke Gerindra. Jika suara PDIP di jumlahkan dengan suara teman koalisinya itu, maka modal pencalonan Jokowi dalam Pilpres nanti hanya sekitar 30-35 persen saja. Itu artinya raihan suara Jokowi dalam Pilpres nanti tidak akan lari jauh dari hasil Pileg itu. Sebab perolehan suara PDIP dalam Pileg sesungguhnya sudah mencerminkan besaran dukungan pemilih kepada Jokowi dalam Pilpres nanti.