Komisi Pemilihan Umum Kota Jogja tidak akan mengadakan hitung cepat dalam pemilihan presiden dan wakil presiden (Pilpres) 9 Juli Mendatang. “Seperti saat Pemilu Legislatif, kami tidak mengadakan ‘quick count’,” kata Ketua KPU Kota Jogja, Wawan Budianto, Minggu (6/7/2014).
Ia menjelaskan, pemungutan suara di Tempat Pemungutan Suara (TPS) akan ditutup pukul 13.00 WIB. “Selanjutnya akan dilakukan penghitungan suara. Hasil penghitungan tersebut kemudian diserahkan ke PPS,” katanya.PPS memiliki waktu tiga hari untuk melakukan proses rekapitulasi suara yaitu pada 10-12 Juli.
Dilanjutkan rekapitulasi di tingkat Panitia Pemilihan kecamatan (PPK) pada 13-15 Juli dan penghitungan di KPU Kota Jogja dilakukan pada 16 Juli 2014.
Waspadai Hitung Cepat Pemungutan Suara Pilpres di Luar Negeri - Beredarnya hasil hitung cepat pemungutan suara pilpres di berbagai negara yang dilansir sejumlah lembaga survei sangat meresahkan sejumlah kalangan.
Selain hasil resmi baru dirilis Komisi Pemilihan Umum (KPU) tanggal 9 Juli mendatang, kredibilitas lembaga survei pun juga sangat meragukan mengingat lembaga survei yang mengeluarkan data exit poll "dikenal" sebagai lembaga survei "pesanan" calon presiden tertentu.
Pengamat komunikasi politik dari Pascasarjana Universitas Indonesia (UI) Ari Junaedi mengakui penyampaian hasil hitung cepat Pilpres secara psikologis bisa mempengaruhi referensi pilihan politik calon pemilih.
"Hanya saja tidak signifikan lagi mengingat pilihan calon pemilih sudah dalam tahap final dan sulit berubah lagi mengingat pencoblosan tinggal 2 hari lagi. Artinya pemilih yang fanatik kepada Jokowi-JK sudah tidak mempan lagi dengan kabar tersebut, demikian juga sebaliknya dengan pendukung loyal Prabowo - Hatta," papar Ari Junaedi, Selasa (8/7/2014).
Menurut Ari Junaedi yang juga dosen S2 di Universitas Diponegoro (Undip) ini, motivasi lembaga survei yang kerap memblow up hasil hitung cepat pilpres di luar negeri adalah jelas ingin membuat "penyesatan" informasi.
"Harusnya exit poll ataupun quic count dilakukan dengan metode ilmiah yang ketat dan secara akademis bisa dipertanggung-jawabkan. Justru exil poll yang dilakukan teman-teman relawan yang kebetulan sedang menempuh pendidikan S3 dan S2 di luar negeri hasilnya sangat mendekati kebenaran dengan margin error yang minimal," katanya.
Berbeda dengan hitung cepat versi lembaga survei abal-abal, Ari menegaskan kembali, yang selama ini kerap menyiarkan survei yang menyesatkan. - Berbagai Sumber