Hasil Quick Count Pilkada 

Hasil Pilwako - Pilkada Kota Padang 2013

Pemilihan umum Wali Kota Padang 2013 dilaksanakan pada tanggal 30 Oktober 2013 untuk menentukan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Padang periode 2014–2019. Pilkada Kota Padang berdasarkan data dari Komisi Pemilihan Umum (KPU), menjadi salah satu pemilihan kepala daerah bagian terakhir di Indonesia jelang pemilihan umum legislatif 2014 mendatang.

KPU Padang telah menetapkan pasangan calon yang akan bersaing pada tanggal 28 Agustus, disusul pengundian nomor urut kandidat pada tanggal 1 September. Proses pemilihan Wali Kota Padang sudah sampai pada tahap masa kampanye dan melaksanakan penoblosan. Wali kota terpilih akan dilantik pada 18 Februari 2014, menggantikan Fauzi Bahar yang telah menjabat selama dua periode sejak tahun 2004.

Berdasarkan data KPU, pemilihan umum Wali Kota Padang tercatat sebagai pemilihan kepala daerah dengan calon independen terbanyak di Indonesia. Dari 10 pasang calon, tujuh di antaranya maju lewat jalur independen dan sisanya diusung oleh koalisi partai politik. Mereka akan memperebutkan 580 ribu suara warga Kota Padang pada 30 Oktober 2013. Sebelumnya, ada sekitar 20-an nama yang digadang-gadangkan maju sebagai wali kota.

Hasil Penghitungan Suara Pilkada Kota Padang 2013 :

1. Mahyeldi Ansharullah—Em­zalmi (PKS–PPP) : 30,07 persen 7.273 suara
2. Maigus Nasir—Armalis (independen) : 9,25 persen suara
3. Indra Jaya—Jefri Hendri Darmi (independen) : 1,71 persen suara
4. Kandris Asrin—Indra Dwipa (independen) : 4,25 persen suara
5. Desri Ayunda—James Hellyward (independen–PDIP) : 20,85 persen 5.366 suara
6. Syamsuar Syam—Mawardi Nur (independen) : 1,33 persen suara
7. Asnawi Bahar—Surya Budhi (independen) : 4,09 persen suara
8. Emma Yohanna—Wahyu Iramana Put­ra (Gol­kar–PBB) : 8,09 persen suara
9. Ibrahim—Nardi Gusman (in­de­penden) : 3,76 persen suara
10. M. Ichlas El Qudsi—Januardi Sumka (Demokrat–PAN) : 15,97 persen 4.142 suara

Hasil Penghitungan Suara Pilkada Kota Padang 2013 sementara dari 4% suara yang masuk.

Se­jumlah pengamat politik memprediksi Pilkada Kota Padang yang dilak­sanakan 30 Oktober nanti, dua putaran. Prediksi tersebut berda­sarkan banyaknya pasangan calon walikota yang meng­akibatkan pecahnya perolehan suara. Perolehan suara diprediksi tidak sampai 30 persen oleh masing-masing calon sebab suara akan terpecah. Oleh Karena itu, Pilkada nanti ber­peluang besar dua putaran.

Ada bebe­rapa dampak jika terjadi Pilkada dua putaran. Antara lain, biaya penyelenggara Pilkada bertambah, antusias masyarakat turun karena masyarakat menganggap tak memperoleh keuntungan dari Pilkada tersebut, serta bertam­bahnya biaya dan energi kandidat pasangan cawako karena akan menyiapkan kampanye dan strategi lagi menghadapi Pilkada putaran dua.

Terkait prediksi pengamat yang mengatakan bahwa partisipasi pemilih paling tinggi hanya 60 persen, sehingga menjadi salah satu faktor Pilkada 2 putaran, Junardi mengatakan, pihaknya terus berupaya melakukan sosialisasi kepada masyarakat agar berpartisipasi aktif pada Pilkada nanti. Sosialisasi kepada masyarakat, pemilih pemula di sekolah dan perguruan tinggi, simulasi ke masyarakat, melalui kesenian daerah, serta berbagai cara lainnya.